Blogger Widgets

breaktrough

tadi saya jalan2 ngalor ngidul, dan sempat nyangkut kesalah satu profile milik bapak wikan danar sunindyo, saya baca dari profile nya beliau adalah seorang lecture salah satu universitas negeri ternama di daerah bogor. terkesima ketika membaca note2 beliau, yg paling ngena banget di saya salah satu nya note yg berjudul "terobosan (breaktrough)" dengan mengambil tokoh hanoman sebagai perantara note nya, beliau dapat mengolah kata2 dan alur kisah hanoman di obong ini menjadi sebuah note yg berkesan dan memiliki arti. 
berikut keseluruhan note beliau, mudah2an bisa menjadikan perubahan juga untuk kita yg membaca dan langsung mencermati nya. 

breaktrough 

Hanoman sudah memperhitungkan hal ini.
Pada saat Sang Rama Wijaya menawarkan tantangan kepada prajuritnya untuk membawakan cincin kepada Sinta yang berada dalam tawanan Rahwana, Hanoman langsung menyanggupinya.

Suatu mission yang impossible, karena Sinta dijaga ketat oleh ratusan prajurit raksasa Alengka Diraja di dalam istana kekuasaan Sang Rahwana Raja alias Dasamuka.
Maka buat beberapa orang prajurit, dirasakan bahwa misi yang diemban oleh Hanoman adalah misi bunuh diri.

Dan mereka benar. Hanoman pun tertangkap setelah ia berhasil menemui Sinta dan menyampaikan pesan dari Rama kepadanya. Misi telah tercapai, pesan telah disampaikan, dan Sinta pun bahagia karena Rama masih mencintainya, dan akan segera meluncurkan operasi pembebasan dirinya dalam waktu dekat.

Dalam hal ini misi Hanoman dari Rama sudah tercapai. Tapi bagaimana dengan misi kedua? Menyampaikan berita dari Sinta bahwa dia baik-baik saja dan masih mencintai Rama? Misi ini jauh lebih sulit daripada misi pertama. Karena saat ini, kondisi Hanoman sedang tertangkap. Tidak ada jalan keluar. Dan sebentar lagi dia akan dieksekusi mati dengan cara dibakar. Tidak ada jalan keluar kecuali pasrah.

Dalam kondisi serba kepepet, Hanoman menemukan jalannya. Ia merasakan celah-celah di antara balok kayu yang menghimpit tubuhnya. Ia merasakan bahwa ia bisa melepaskan diri melalui celah-celah itu, dan sekarang tinggal menunggu saat yang tepat untuk bebas, dan sedikit melakukan pembalasan pada negara Alengka Diraja.

Blar … api pun berkobar. Hanoman pun terbakar. Itu persepsi dari prajurit Alengka. Tapi mereka tidak melihat, bagaimana Hanoman, bak David Copperfield, akan memberikan suatu yang tak terduga. Lepasnya dirinya dari maut dan … ternyata Hanoman sakti mandraguna. Selain tidak mempan disentuh api, Hanoman juga mempunyai kemampuan untuk terbang dan membawa balok-balok api itu ke seluruh penjuru ibukota Alengka.

Maka dalam waktu singkat penjuru ibukota Alengka terbakar api yang disebarkan oleh Hanoman. Api yang mulainya menjadi suatu ancaman dan bahaya buat Hanoman, berbalik menjadi senjata yang menguntungkan Hanoman untuk menghancurkan atau memperlemah musuh, untuk kemudian Hanoman pulang kembali ke Ayodhya menyampaikan bahwa “mission accomplished”.

Dari kisah Hanoman, kita bisa mendapat banyak pelajaran mengenai terobosan yang dapat kita lakukan menyikapi kondisi bisnis yang sulit.
  1. Be pioneer, Hanoman menjadi pioneer, orang yang sukarela menerjunkan diri dalam kesulitan untuk membantu menyelesaikan hal yang besar. Dalam bisnis dibutuhkan pioneer-pioneer yang “rela” mengeluarkan produk baru dengan resiko penerimaan yang besar. Tapi jika diterima, pioneer bisa berjaya dan menguasai pasar.
  2. Calculated risk, Hanoman memperhitungkan resiko. Ada orang bilang bahwa high risk high gain. Dia benar. Ada beda antara orang konyol dan orang yang memperhitungkan resiko. Orang konyol melakukan sesuatu tanpa perhitungan sama sekali sehingga jika dia berhasil tidak tahu untuk apa keberhasilan, dan jika gagal malah dia hancur sama sekali. Orang yang memperhitungkan resiko mungkin terlihat konyol, tapi tidak. Dia mengarahkan perbuatannya yang beresiko untuk mencapai tujuan, dia bisa sangat fleksibel supaya resiko yang telah diperhitungkannya tidak terjadi, dan jika gagal, dia bisa mereduksi kegagalan, bahkan merubah kegagalan menjadi kemenangan dalam bentuk lain.
  3. Waktu untuk bertindak (time to act). Hanoman memperhitungkan waktu yang tepat untuk bertindak. Kapan saat yang tepat untuk masuk market dan merilis produk. Kadang orang akan bilang terlalu dini atau terlalu telat. Tapi waktu yang tepat selalu sekarang. Setelah semua siap, produk harus segera dirilis, apapun yang terjadi. Penundaan rilis menyebabkan beban cost tambahan.
  4. Size does (not) matter. Apakah ukuran merupakan masalah? Hanoman kecil, sementara para raksasa itu besar-besar. Berapa banyak perusahaan kecil yang bisa survive melawan perusahaan-perusahaan yang dahulunya besar. Memang tidak terbayangkan. Dulu IBM adalah raksasa di bidang komputer dan teknologi informasi. Raksasa yang lamban dan enggan berubah. Raksasa yang puas dengan dirinya sendiri dan merasa sudah cukup besar dan tidak akan terkalahkan. Hingga datanglah Microsoft perusahaan kecil yang hanya mengurusi software, yang akhirnya mampu mengalahkan IBM. Sekarang Microsoft pun sebagai raksasa mulai berpikir-pikir, karena kejatuhannya adalah suatu kepastian. Cuma kapan waktunya, hanya Tuhan yang tahu. Yang bisa mereka lakukan adalah menghambat keruntuhan perusahaan dalam waktu singkat karena keengganan buat berubah dan merasa puas dengan kondisi saat ini.
  5. Misi yang jelas. Misi harus jelas dan spesifik, tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil. Misi Hanoman cuma satu, menyampaikan pesan kepada Sinta. Dan pada saat kembali dia membawa satu misi dari Sinta. Hanya itu. Bukan untuk menghancurkan seluruh Alengka atau membawa kembali Sinta, karena itu lain misi dan lain cerita. Misi yang terukur dan jelas membuat fokus jelas dan ukuran keberhasilan pun jelas. Misi yang terlalu rumit dan mengada-ada membuat harapan tidak segera tercapai. Banyak orang yang mengira bahwa misi dibikin untuk tidak dicapai. Mereka salah. Pemimpin yang baik harus bisa menetapkan misi (mission statement) yang tepat dan memberi arah, memberi passion/gairah buat bawahannya untuk bekerja mencapai misi yang realistis dan terukur. Salah satu mission statement yang bagus menurut saya adalah dari Presiden JFK mengenai peluncuran manusia ke bulan sebelum akhir dekade 70-an. Realistis, memberi gairah dan semangat, fokus, dan akhirnya … tercapai. At all cost.
  6. Keikhlasan berbuat. Pada kondisi terdesak, orang kehilangan fokus. Apa yang sebenarnya menjadi tujuan kehidupan. Mengapa orang melakukan ini dan itu. Apakah uang adalah segalanya. Apakah kehormatan pimpinan adalah segalanya. Mengapa hidup menjadi terasa gila dan tamak. Untuk apa kita melakukan semua ini. Dan sebagainya. Pada saat sepeti ini, kita perlu menenangkan diri sejenak, mengembalikan semua permasalahan kepada Yang Kuasa, untuk mendapatkan kunci dari segala jawaban permasalahan yang ada. Pada saat seperti ini, maka biasanya masalah akan mengerucut dan menjadi lebih jelas penyelesaiannya. Ada dua faktor yang berpengaruh di sini. Satu, bantuan dari Yang Kuasa (karena Anda mengingat-Nya). Dua, inspirasi, asosiasi dan refleksi dari segala permasalahan yang timbul muncul saat kita merasa tenang dan tidak grusa-grusu. Maka inilah kegunaaan dari berdoa dan bermeditasi/menenangkan diri.
  7. Kembali dari misi dengan selamat. Misi bukanlah segalanya. Perusahaan bukanlah segalanya. Ada keluarga yang menunggu di rumah. Jangan terlalu terlena kalau misi sudah berhasil dijalankan, perusahaan sudah menjadi besar, jangan lupakan keluarga yang menanti Anda.


terenyeh sebelum nya dan langsung instropeksi mana ya yg masih kurang dengan saya???
jawabannya pasti banyak sekali, 
"Apa yang bisa kita pelajari dari hari ini adalah sesuatu yang akan membuat kita menjadi lebih baik di esok hari "


*sumber : kutipan note by yth Bpk. wikan danar sunindyo

best regard

0 comments:

Posting Komentar

 
Ika Widi Footprints © 2011 | Designed by Chica, modified By Ika Widi, Jounal and Follow me